#KBIGDECISION2017: Officially Resigned and Moving To A New City

 
Hello there!

Berhubung udah bulan desember dan hashtag #KBIGDECISION2017 akan basi kalau dipost ditahun 2018, so here it is!

Keputusan yang dibuat ini entah bagaimana berhubungan satu sama lain, mungkin karena memang itu jalannya yaa

Semua dimulai di wedding plan, marriage plan, and name everything that involved newlywed and their future together. Si mas A (nama si babang berubah2 sesuai dengan mood saya di kala nulis fufu) memang sudah niat resign dari kerjaan sejak setengah tahun terakhir dan pengin untuk kerja sendiri. Lucunya dia keluar sesaat sebelum acara lamaran LOL pede banget mau ngelamar malah keluar dari kerjaan bahahah, tapi kita percaya rezeki yang ngasih bukan pak bos, tapi Yang Di Atas, jadi apapun keputusan kita, Insya Allah rezeki udah diatur dan I always believe that work hard would never betray you.

Dan dikala itu mulai ada omongan untuk start to be an entrepreneur. Business couple. Dan saya mulai panik ditodong pertanyaan dan permintaan itu. Okay.. di tahun 2014 saya pernah nulis goals untuk bertahun-tahun kedepan dan "kerja di indonesia dan ngebangun 'design consulting' dan jadi ibu rumah tangga" adalah salah satunya. Tapi ketika pertanyaan itu ada di depan mata, call me coward, ternyata nggak segampang itu mutusinnya. Terlebih buat saya yang selalu receiving monthly salary sejak bertahun lalu.

Long story shorted, saya memutuskan untuk mengiyakan tawaran ini karena, well I've said 'Yes I do' to his proposal means, I'd say 'Yes I do' to every new adventure, termasuk yang satu ini. More risk, more profit, and with the coolest partner who will stick with me forever, what could be better?
Sebelum menikah, saya sudah mantap untuk resign, and I did it! Lempat surat pengunduran diri, menyelesaikan drama-drama perkantoran (termasuk ditawari ini itu, termasuk higher salary dan flexible work days, but I've comitted to my fiance. Bilang iya sama tawaran2 itu sama aja membunuh hubungan saya sama Mas A LOL), dan cabcus dari kantor.

Keluar dari kerjaan even di saat corporate carrier saya belum dimulai adalah sesuatu yang tidak pernah saya perhitungkan sebelumnya. Secara, saya adalah termasuk orang yang well planned terhadap masa depan, but maybe I'd go with the flow this time. Actually I was so excited to this new adventure and started to plan things, yang... dengan kuasa Allah SWT harus berbelok arah sekali lagi.

Ada musibah besar yang melanda keluarga kami. Tepat 3 minggu setelah saya menikah. Bapak solo (bapak mertua saya) meninggal dunia. Innalillahi wa inna illaihi rojiun. Sangat sedih sekali, dimana saya berbakti sama beliau saja belum. Bikinin teh buat beliau aja belum pernah karena habis acara ngunduh mantu saya langsung honeymoon dan pulang ke jakarta.

Saya dan Mas A ngobrol dan alhamdulillah kita sevisi langsung memutuskan untuk pindah ke solo-- hanya dalam ngobrol 10 menit-- not exaggerating, kita beneran cuma ngobrol sebentar dan saling tahu bahwa prioritas kita adalah ibu. Kita nggak mau kecolongan untuk yang kedua kalinya. Kita harus merawat dan nemenin Ibu. Karena Ibu nggak mungkin diboyong ke jakarta, maka kita saat itu juga memutuskan untuk pulang habis ke solo.

Dalam obrolan sepuluh menit semua langsung diputuskan. Di menit ke sebelas, saya kaget sendiri sama perasaan saya. Lucunya bukan karena sedih atau menyesal atas keputusan tadi, tapi saya kaget karena saya sangat tidak berat hati dalam memutuskan itu semua.

Kalau kalian kenal saya dari sepuluh hingga lima tahun terakhir kalian akan bilang nggak mungkin seorang kania memutuskan hal ini. But Yes I did! Beberapa tahun yang lalu, saya sangat ambisius dan egois. Kalau ga sejalan sama keputusan saya, ya nggak papa, but I will go my way. Minimal saya berusaha deh biar semua berbelok sesuai keinginan saya. Tapi kali ini lain banget. Saya hanya ingin melakukan hal yang benar, tanpa berpikir nantinya gimana-nantinya gimana. Maybe I've changed, maybe it's just the circumstances, maybe I just grow older and wiser. *bergidik geli

Begitulah.

Ke-resigned-an dan kepindahan ini seperti sudah diplot sama Yang Di Atas. Universe aligned. Kalau saya belum keluar dari kerjaan, mungkin saya nggak akan semudah ini memutuskan untuk pindah. Kalau saya masih kania yang dulu, mungkin saya akan berusaha dealing dengan Mas A untuk menunda kepindahan, who knows?

But I am what I am now, and all that matters. Saya merasa keputusan ini harus berterimakasih pada all those hard years in Germany, karena saya langsung menyesuaikan diri pada masalah, tanpa lama berputar-putar pada perasaan, or even worse, self pitying. Karena sekarang, kita sudah punya banyak carrier plan dan life plan untuk ke depannya. Bismillah!

Saat saya pindah dari Jerman ke Indonesia tahun 2015, saya bilang akan stay true terhadap architect-carrier-plan selama dua tahun, lalu akan lihat kemana saya akan pergi setelah itu. 2017, dua tahun kemudian, I am happily married to Mas A and looking forward to moving to a new city!


Say hello to solo, say hello to a new adventure!



xoxo

Comments

Popular Posts