cara nostalgia paling buruk

Tanggal 23 Oktober kemaren, kami siswa-siswa Prime secara terpaksa [sumpah, terpaksa!hha.] mengikuti Prufung buat Grundstufe yaa kayak TOEFL gitu, tapi semua pake bahasa jerman.

Prufung ini terbagi dari 2 bagian Muendlich [speaking] dan Schreiben [writing]. Kebetulan 8 anak TN (saya, vindi, artha, bayu, kynnan, victor, tito, rinda) dan 3 siswa non-TN, mbak lena,ega, dan mas rudolf, kebagian Test Muendlich dulu. 11 siswa lain didaulat mengikuti test Schreiben terlebih dulu.

Frau Melly, guru bahasa jerman yang kali ini membuat soal sangat-sangat-sulit, masuk ke dalam kelas Schreiben. Sedangkan kami, kelas Muendlich menunggu di luar.

Di tengah-tengah kami sedang mengobrol, tiba-tiba anak kelas Schreiben, Danis (cewe), keluar dari kelas dengan muka pucat, kurang darah, dan sesak napas.

Jelaslah, kami ribut dan panik. Dari ngambil air putih, teh anget, minyak gosok, nanya kak nungki [TN 7 yang juga pemilik Prime sekaligus dokter], sampe dikipas-kipas.

Singkat cerita, kita mau bawa Danis ke tingkat atas untuk tidur di kamar. Apa daya, kita semua nggak bisa ngangkat gitu ajah. Ega, yang pertama mendaulat teman-temannya.

Ega : Bayu, ayo bay, angkat si Danis!
Bayu :waduh, bukan muhrim **halah, alasan. dia bukan tipikal cowo yang bakal ngomong gituh.hha
Ega: Ayo, nan, Kynnan.

Akhirnya Kynnan ngegendong Danis, dengan posisi tangan kiri dibawah leher, tangan kanan dibawah lutut, tapi karena Danis pake baju parasut, melorot pulalah si Danis.

Kynnan: Ehh,, tolongin dong. Jatoh nih.
(saya dan Ega ngangkat bagian tengah badan Danis)
Kynnan: (meletakkan Danis di bawah,dan membiarkan dia tersungkur dibawah kakinya) bukan, bukan gitu!
Danis :hhh..hhh... (kehabisan nafas)
Kynnan: Kita ngangkat dia kayak P3K itu loh..
Danis: hhh...hhh...
Semua anak: (memandang bingung) yang mana ya?
Kynnan: Heh, Lo semua nggak dapet pelajarannya ya? (menunjuk anak-anak dan menuduh)
Anak TN: teringat pelajaran kelas 1 (nggak rela menjadi tertuduh dan mulai mendebat sepenuh hati)
Tito: Enak aja. Aku berangkat tuh.
Danis: hhh....hhh...hhh....
Saya: Yang waktu kelas 1 kan? (dan mulai bernostalgia)
Danis: hhh....hhh...hhh...
Victor: Iya, iya. Pas persami itu kan? (menanggapi nostalgia)
Danis:hhh..hhh..hhh (dan mulai lupa pada Danis yang kehabisan napas)
Vindi: Inget, kok, inget.. (menambahi bumbu nostalgia)
Danis:hhhh...hhh...
Artha: Iya, kita inget kok. (meyakinkan kenostalgiaan)
Ega: SAMPE KAPAN KALIAN MAU RIBUT? INI SI DANIS GIMANA?
Artha: oia. ini ambilin bantal-ambilin bantal aja! (kembali teringat pada Danis yang tersungkur kehabisan napas di bawah kaki kynnan)

Wah.gila juga. Untung aja besoknya nggak muncul di headline koran:

ANAK TN NOSTALGIA, MENJATUHKAN SATU KORBAN SESAK NAPAS.

Comments

anggie_tarnus said…
gw ngakak lagi baca in ga berenti2

Popular Posts